Kehadiran vape atau dikenal juga dengan istilah, rokok elektrik, atau vaporizer e-cigarette, dan sebagainya, mampu menarik minat banyak orang di Indonesia. Apa alasan di balik kesuksesan tersebut? Sebesar apa bahaya vape bagi kesehatan?
Ternyata salah satu faktor pendorong kesuksesan tersebut adalah persepsi keliru masyarakat terhadap rokok elektrik. Vape atau rokok elektrik ini, dipercaya lebih aman.
Kenapa lebih aman? Karena banyak orang percaya bahwa kandungan bahan kimia berbahaya di dalamnya tidak sebanyak rokok tradisional. Mereka juga menilai, rokok tradisional dapat meningkatkan risiko kanker lebih besar.
Begitu pula dengan shisha, atau disebut hookah, yang merupakan gaya merokok tembakau ala Timur Tengah. Shisha sering dipandang sebagai salah satu tren pergaulan.
Masyarakat juga melihat shisha lebih aman dari pada rokok tradisional, karena racun tembakaunya sudah terserap oleh air. Lalu pertanyaannya apakah anggapan itu benar atau hanya persepsi belaka?
Bahaya Vape Dan Shisha Dapat Memicu Kanker
Padahal kenyataannya berdasarkan hasil uji lab dan publikasi berbagai portal kesehatan, baik shisha, vape, dan sebagainya, tetap memiliki risiko bahaya yang dapat mengancam kesehatan manusia.
Hal ini disebabkan produk-produk tersebut ternyata mengandung bahan-bahan kimia yang sama berbahayanya dengan rokok tradisional. Ini alasan ilmiah shisha, vape, dan rokok elektronik, tetap berpotensi memicu penyakit kanker.
1. Bahaya Shisha
Seperti rokok, shisha mengandung tembakau dan kandungan beracun lain seperti nikotin, tar, karbon monoksida, arsenik, dan timah. Dibanding sebatang rokok tembakau, asap shisha mengandung arsenik dan nikel yang lebih tinggi.
Kandungan tar pada shisha juga 36 kali lebih tinggi dari rokok tradisional. Sedangkan kandungan karbon monoksida 15 kali lebih tinggi dari rokok tradisional. Hal ini membuat shisha berpotensi menjadi penyebab kanker paru-paru, kanker mulut, dan kanker kandung kemih.
2. Bahaya Vape dan Rokok Elektronik
BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) menyatakan rokok elektrik mengandung nikotin cair dan propilen glikol, tobacco-spesific nitrosamine, diethylene glycol.
Vape juga mengandung logam (partikel timah, perak, nikel, aluminium dan kromium), dan karbonil (karsinogen potensial: formaldehida, asetaldehida, akrolein). Berbagai kandungan tersebut dapat meningkatkan risiko kanker.
Kurangi Menghisap Vape dan Shisha
Mengingat lebih banyak negatif dari pada positifnya, sebaiknya Anda menjauhi hal-hal yang berhubungan dengan rokok, baik rokok biasa ataupun rokok elektrik. Dan bagi Anda yang ingin berhenti merokok dengan cara ”terapi” rokok elektrik sebaiknya urungkan niat tersebut.
Masih ada beberapa kegiatan lebih sehat lainnya, yang dapat Anda lakukan. Contohnya seperti berolahraga, rutin mengonsumsi buah dan sayur, serta yang terpenting tanamkan motivasi dan niat pada diri sendiri untuk berhenti merokok.
Tags: bahaya rokok elektronik, bahaya shisa, bahaya vaporizer, cegah kanker, Lawan Kanker, pemicu kanker, rokok elektronik, shisa, vape, vaporizer, waspada kanker