MENU
kanker serviks

Kanker Serviks

Kanker Hati Kanker Di Organ Terbesar Tubuh Manusia

Kanker Hati: Kanker Di Organ Terbesar Tubuh

Kanker Prostat

August 19, 2016 Comments (0) Views: 1552 Jenis Kanker

Kanker Prostat

Kanker prostat terjadi ketika sel-sel abnormal di kelenjar prostat tumbuh secara cepat dan membentuk tumor ganas. Akan tetapi, kebanyakan kanker ini tumbuh lebih lambat dari jenis lainnya.

Kelenjar prostat adalah kelenjar kecil seukuran kacang kenari yang terletak di bawah kandung kemih pria, tepatnya di dekat saraf, pembuluh darah, serta otot pengontrol fungsi kandung kemih dan ereksi. Kelenjar yang hanya dimiliki oleh pria ini menghasilkan sebagian besar cairan yang membentuk air mani.

Pada tahap awal, jenis kanker ini ditandai dengan tumbuhnya sel-sel kanker di kelenjar prostat namun belum menyebar ke bagian lain. Jika sudah pada stadium lebih lanjut, kanker ini dapat menyebar ke bagian lain dari tubuh, seperti kandung kemih, tulang dan kelenjar getah bening.

Statistik Kanker Prostat

WHO menyatakan bahwa kanker jenis ini termasuk kasus paling umum nomor dua pada pria. Diperkirakan sekitar 1,1 juta pria di seluruh dunia didiagnosis menderita kanker jenis ini dan terdapat 307.000 kasus kematian pada tahun 2012.

Di Indonesia pada tahun 2012 terdapat sekitar 13.600 kasus kanker ini, dengan angka kematian hingga 9.191 kasus. Data ini dikutip dari International Agency for Research on Cancer (IARC).

Gejala-Gejalanya

Pada tahap awal, kanker pada prostat umumnya tidak menimbulkan gejala apa pun. Tapi ketika pembengkakan prostat telah memengaruhi uretra atau kanker mulai menyebar, ada beberapa gejala yang biasanya muncul dan mungkin menjadi pertanda kanker pada prostat:

  • Merasa panas atau nyeri saat buang air kecil.
  • Buang air kecil menjadi lebih sering, terutama saat malam hari.
  • Terdapat darah dalam air kencing atau air mani.
  • Pancaran urine melemah.
  • Air kencing keluar saat batuk atau tertawa. Ini lebih sering terjadi setelah treatment kanker prostat.
  • Tidak mampu kencing sambil berdiri.
  • Disfungsi ereksi.
  • Merasa nyeri di punggung bawah, pinggul dan paha atas.

Satu hal yang perlu diingat, gejala-gejala di atas belum tentu menandakan seseorang terserang kanker di organ prostat. Sebab, gejala itu dapat juga terjadi pada pria dengan BPH (Benign Prostatic Hyperplasia) atau batu ginjal.

Selain itu, penyakit infeksi saluran kemih (ISK) juga memiliki gejala yang mirip seperti ini. Namun meskipun memiliki banyak kemungkinan selain kanker, Anda tetap perlu mewaspadai dan melakukan pengecekan.

Penyebab Kanker Prostat

Meskipun penyebabnya tidak bisa diketahui secara pasti, setidaknya ada beberapa kemungkinan tingginya risiko kanker pada prostat, yaitu:

  • Saat usia semakin menua, terutama pria di atas usia 65 tahun
  • Jika ayah atau saudara laki-laki memiliki riwayat kanker pada prostat, atau jika memiliki riwayat kanker payudara atau ovarium di dalam satu keluarga (pria dan wanita). (Baca: Kanker Payudara, Penyebab, Statistik, dan Gejala)
  • Dikutip dari Cancer Council Victoria (Australia), pria keturunan Afrika memiliki risiko kanker di organ prostat lebih tinggi ketimbang keturunan Eropa.
  • Mengonsumsi makanan mengandung kalsium tinggi terlalu sering juga bisa meningkatkan risiko terkena kanker pada prostat.
  • Obesitas pun bisa ikut meningkatkan faktor risiko jenis kanker ini.

Diagnosis Kanker Prostat

Ada beberapa jenis skrining untuk pemeriksaan rutin prostat yaitu:

  • Pemeriksaan rektal. Dokter akan memeriksa prostat pasien dengan cara memasukkan jari ke dalam lubang dubur, untuk menemukan ketidaknormalan pada tekstur, bentuk atau ukuran kelenjar.
  • Tes PSA (prostate-specific antigen). Dokter akan mengambil sampel darah pasien untuk diperiksa adanya antigen spesifik prostat, zat yang diproduksi oleh kelenjar prostat secara alami.

Jika pada kedua tes skrining menunjukkan tanda-tanda ketidaknormalan, maka pasien akan disarankan untuk menjalani tes lanjutan seperti:

  • Ultrasound transrektal. Dokter akan memasukkan alat berbentuk seperti cerutu ke dalam lubang dubur untuk mendapatkan pencitraan kelenjar prostat pasien.
  • Tes pencitraan yang lain, dengan CT scan atau MRI.
  • Biopsi prostat. Dokter akan mengambil sampel jaringan prostat pasien, untuk diteliti lebih lanjut di laboratorium.

Pengobatan Kanker Prostat

Untuk mengobati kanker ada beberapa prosedur pengobatan yang dapat dipilih dokter. Beberapa faktor yang mempengaruhi pilihan prosedur pengobatan, yaitu:

  • Seberapa cepat kanker tumbuh dan berkembang.
  • Seberapa jauh kanker sudah menyebar.
  • Kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan.

Beberapa prosedur pengobatan yang bisa dilakukan dokter adalah:

  • Pembedahan. Dilakukan untuk mengangkat kelenjar prostat beserta jaringan tubuh di sekitarnya dan beberapa kelenjar getah bening.
  • Terapi radiasi. Dokter akan menembakkan sinar radiasi tinggi untuk membunuh sel-sel kanker.
  • Terapi hormon. Dokter akan meresepkan obat untuk menghambat sel-sel kanker mendapatkan hormon testosteron. Sebab hormon testosteron dibutuhkan sel-sel kanker untuk berkembang.
  • Cryosurgery. Dokter akan membekukan jaringan tubuh untuk membunuh sel-sel kanker.
  • Kemoterapi. Dokter akan meresepkan obat-obatan yang berfungsi membunuh sel-sel kanker di seluruh tubuh pasien.
  • Terapi biologi (imunoterapi). Dokter akan coba merangsang sistem kekebalan tubuh pasien untuk melawan sel-sel kanker.

Komplikasi Kanker Prostat

Jika tidak segera ditangani, maka penderita kanker dapat menderita beberapa komplikasi seperti:

  • Menyebarnya kanker (metastasis). Kanker dapat menyebar ke organ-organ tubuh sekitar prostat, seperti kandung kemih, atau tulang.
  • Inkontinensia urine. Kanker dan terapi untuk menyembuhkannya bisa menyebabkan penderita tidak dapat mengontrol keluarnya urine.
  • Disfungsi ereksi. Kondisi ini muncul bisa akibat kanker atau terapi untuk menyembuhkannya.

Pencegahannya

Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk mencegah munculnya kanker yaitu:

  • Ubah pola makan, dengan memperbanyak konsumsi buah dan sayuran segar. Sebaiknya Anda juga kurangi makanan tinggi lemak.
  • Perbanyak konsumsi makanan sehat, daripada mengonsumsi suplemen.
  • Berolahraga secara teratur setiap hari. Sebab berolahraga dapat meningkatkan kondisi kesehatan, menjaga berat badan ideal, dan meningkatkan mood.
  • Menjaga berat badan ideal. Berkonsultasilah dengan ahli gizi untuk membuat rencana agar berat badan menjadi ideal.
  • Berkonsultasilah dengan dokter, jika merasa risiko kanker meningkat.

Tags: , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *