Menyambut Hari Kartini, ada baiknya kita mengenal dua wanita dari banyak pejuang kanker Indonesia yang berbeda generasi. Kedua wanita ini berjuang untuk mendidik masyarakat Indonesia akan betapa berbahaya penyakit kanker dan bagaimana langkah-langkah pencegahannya. Siapa saja mereka?
Pejuang Kanker 1: Prof. dr. Roemwerdiniadi Soedoko, SpPA.
Wanita kelahiran 1937 ini terkenal gigih untuk mendidik wanita-wanita Indonesia tentang pentingnya kesehatan, terutama soal risiko kanker. Ibu Roem ini rela untuk menggelar sosialisasi di daerah-daerah terpencil hanya dengan beralaskan tanah. Keluar masuk pulau-pulau kecil pun ia jalani, hanya demi memberikan pencerahan tentang kesehatan dan kanker ke warga desa.
Menurut dokter lulusan New South Wales University dan Royal Hospital For Women Sidney, dan Prince Henry Hospital Melbourne ini mendidik masyarakat, khususnya wanita, sama dengan mendidik bangsa. Ibu Roem ini juga tidak pernah meminta ongkos transportasi atau bayaran untuk penyuluhan yang diberikannya.
Ia mengaku sudah merasa gembira jika mampu menggugah kesadaran masyarakat kecil akan pentingnya menjaga kesehatan. Pada tahun 1969, Ibu Roem bersama tiga rekannya memutuskan untuk mendirikan Yayasan Kanker Wisnuwardhana.
Berkat kegigihannya, wanita bergelar profesor ini diberikan penghargaan dari WHO dalam bidang Social Medicine tahun 1995. Lima tahun kemudian, salah satu guru besar Universitas Airlangga ini kembali mendapat penghargaan WHO Award. Ibu Roem juga mendapat julukan ‘The Queen of Cancer Control’ dari Director of Cancer Division WHO, Yan Tsyenwart.
Tahun 2005 lalu Ibu Roem diberikan penghargaan International Star for Quality Award dalam kategori penghargaan emas di bidang kemanusiaan. Ibu Roem dinilai masyarakat internasional sukses meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia, melalui sosialisasi tentang kesehatan reproduksi, untuk mencegah serta menanggulangi kanker selama lebih dari 34 tahun.
Pejuang Kanker 2: Dinda Nawangwulan
Sempat divonis menderita kanker payudara tidak membuat wanita ini patah semangat. Wanita yang sebelumnya bekerja sebagai sekretaris di sebuah firma hukum di Jakarta ini, akhirnya berjuang untuk sembuh dari kanker dan berhasil. Ternyata kanker menggerakkan hatinya untuk bantu penderita kanker lainnya melalui komunitas Pink Shimmer Inc.
Selama berjuang dalam menjalani pengobatan, Dinda malah ingin membantu perjuangan orang lain dalam melawan kanker. Ia pun mendirikan komunitas Pink Shimmer Inc pada tahun 2007. Komunitas ini secara khusus bergerak di bidang make-up dan fotografi bagi penderita kanker.
Dinda dan komunitas Pink Shimmer Inc mulai berkampanye dengan berbagai cara seperti penggalangan dana, hingga memberikan informasi bahwa kanker dapat disembuhkan lewat media sosial. Pink Shimmer Inc juga menganjurkan penerapan gaya hidup sehat dan berpikir positif bagi penderita kanker.
Tanpa ragu, Dinda juga berbagi pengalamannya sebagai pejuang kanker untuk memberi motivasi. Kalangan medis pun menyambut baik jerih payah Dinda, karena sukses meningkatkan semangat hidup penderita kanker.
dr. Rony Wijaya
Medical Marketing – PT. Indocare Citrapasific
Tags: aktivis kanker indonesia, aktivis kanker wanita, pakar kanker indonesia