Olahraga jelas berefek positif bagi tubuh kita. Namun bagaimana efek olahraga penderita kanker? Apakah olahraga justru merugikan kesehatan mereka?
Bertarung melawan kanker bukanlah sesuatu yang diinginkan, tetapi mau tidak mau harus dihadapi oleh penderitanya. Berbagai modalitas pasti akan terlibat didalamnya, termasuk pola dan jenis makanan, serta aktivitas fisik.
Olahraga Penderita Kanker. Bolehkah?
Olahraga penderita kanker, adalah aktivitas yang menuai kontroversi di masyarakat. Sebab banyak yang memahami bahwa istirahat sangat dibutuhkan oleh penderita kanker, selama masa pengobatan dan pemulihan. Namun aktivitas yang dibatasi dapat menurunkan kemampuan fisik dan kekuatan otot, sehingga penderita kanker bisa kesulitan beraktivitas.
Hal tersebut terbukti lewat penelitian Ness dkk. tahun 2006, dimana kemampuan melakukan aktivitas harian lebih dari 50 persen penderita kanker menurun, saat menjalani prosedur pembatasan aktivitas fisik. Jadi tidaklah tepat untuk membatasi aktivitas fisik pada penderita kanker.
Thierry Bouillet, MD, pakar kanker di Avicenne Hospital Paris, menyarankan wanita penderita kanker payudara untuk melakukan aktivitas fisik bersamaan dengan pengobatannya. Pendapatnya didasari pada hasil penelitian yang dipublikasikan di Prancis, bahwa aktivitas fisik berhubungan erat dengan turunnya angka kematian akibat kanker maupun penyakit lainnya.
Namun, ada pula pakar yang masih meragukan tentang perlunya aktivitas fisik pada penderita kanker. Salah satunya adalah Pam Goodwin, pakar kanker University of Toronto’s Mount Sinai Hospital di Toronto, yang menyatakan bahwa masih perlunya bukti tambahan untuk pastikan bahwa aktivitas fisik punya efektivitas baik untuk pasien kanker.
Pam Goodwin juga menambahkan, “saya tidak menentang kalau pasien kanker ingin lebih aktif secara fisik. Masalahnya bukan pada pembatasan aktivitas fisik, tapi belum cukupnya data untuk menyatakan bahwa aktivitas fisik memperbaiki outcome penderita kanker.”
Sebuah fakta menarik soal kanker dan aktivitas fisik pernah dilansir oleh Medscape Education di tahun 2012 lalu, yaitu meningkatnya jumlah survivor kanker di Amerika Serikat dan mayoritas ingin berolahraga untuk tingkatkan derajat kesehatan dan kualitas hidup.
Setelah menganalisa 45 penelitian tentang hubungan aktivitas fisik dan kematian atau biomarker survivor kanker, Dr. Ballard-Barbash dkk menyimpulkan bahwa olahraga pada penderita kanker yang telah selesai menjalani pengobatan seperti kemoterapi dapat memperbaiki fungsi fisik, kualitas dan gairah hidup mereka.
Manfaat Olahraga Penderita Kanker
Saat ini jelaslah bahwa perdebatan bukan lagi pada boleh tidaknya penderita kanker berolahraga, tetapi pada cukup tidaknya bukti untuk mengatakan bahwa olahraga bagus untuk penderita kanker. Secara umum diakui bahwa olahraga meningkatkan gairah hidup penderita kanker, mencegah hilangnya massa otot akibat pengobatan, dan mengurangi efek samping.
Olahraga juga sangat baik untuk memperbaiki mood, mengurangi insomnia, dan meningkatkan imunitas. Di masa penyembuhan, olahraga dapat mengurangi risiko metastasis dan relaps sehingga meningkatkan angka survival.
Beberapa jenis olahraga yang direkomendasikan untuk penderita kanker adalah jalan cepat atau jogging ringan, serta bersepeda. Olahraga jenis ini sangat bagus untuk merangsang kekuatan kontraksi jantung, dan menyuplai udara segar untuk metabolisme aerob.
Beberapa jenis makanan diyakini bisa menopang daya tahan penderita kanker yang berolahraga. Hiroaki Nanba Ph.D, Professor of Pharmaceutical University Kobe di Jepang, berhasil membuktikan bahwa Jamur Maitake punya kemampuan menstimuli sistem kekebalan tubuh.
Penemuan Profesor Nanba tersebut membuat Jamur Maitake sangat tepat dikonsumsi penderita kanker yang ingin tetap aktif secara fisik. Kesimpulannya adalah, aktivitas fisik bukanlah hal tabu bagi penderita kanker asalkan dilakukan secara terukur dan ditopang oleh diet yang seimbang.
Tags: efek berolahraga, manfaat olahraga, olahraga kanker, olahraga penderita kanker, royke burhan