Pemanis buatan merupakan salah satu bahan tambahan pangan yang diproses secara kimiawi (non-alami) untuk memberikan rasa manis pada produk pangan (makanan/minuman). Ada banyak jenis pemanis buatan yang sering digunakan industri makanan. Akan tetapi, tidak semua jenisnya aman untuk dikonsumsi. Beberapa jenis pemanis buatan bahkan sering dihubungkan dengan kanker. Apa saja jenis pemanis buatan tersebut? Ini dia:
Pemanis Buatan 1: Dulcin
Dulcin merupakan pemanis buatan yang tingkat manisnya 250 kali lipat daripada gula. Pemanis ini telah dilarang digunakan sebagai bahan tambahan pangan karena dinilai berbahaya untuk kesehatan. Penelitian pada tikus percobaan menyimpulkan bahwa dulcin dapat menyebabkan kanker hati dan kandung kemih.
Pemanis Buatan 2: Sakarin
Sakarin sering terdapat pada minuman energi. Sebuah studi pada tikus percobaan tahun 1970 menemukan adanya hubungan antara sakarin dengan perkembangan kanker kandung kemih. Studi selanjutnya juga menunjukkan peningkatan kejadian kanker kandung kemih pada tikus yang diberi sakarin dosis tinggi, khususnya pada tikus laki-laki.
Namun untungnya, hal tersebut ternyata tidak relevan terhadap manusia. Studi pada manusia menunjukkan tidak terdapat bukti konsisten adanya hubungan antara sakarin dengan kanker kandung kemih. Meskipun begitu, sakarin dalam jumlah berlebihan akan menyebabkan masalah berat badan, risiko diabetes, hingga gangguan jantung.
Pemanis Buatan 3: Aspartam
Pada tahun 2005 studi laboratorium menemukan adanya peningkatan jumlah kanker limfoma dan leukemia pada tikus yang diberi makan aspartam dosis tinggi. Namun demikian terdapat inkonsistensi pada studi tersebut, salah satunya adalah tidak adanya peningkatan jumlah kasus kanker meskipun jumlah aspartam yang diberikan meningkat.
Studi pada manusia dengan melihat data dari setengah juta pensiunan menunjukkan bahwa peningkatan konsumsi minuman mengandung aspartam tidak memiliki hubungan dengan perkembangan penyakit limfoma, leukemia dan kanker otak. Namun tetap saja, konsumsi aspartam berlebihan akan menyebabkan risiko kesehatan. Adapun nilai Acceptable Daily Intake (ADI) aspartam adalah 50 mg/kg berat badan.
Apa Saja Jenis Pemanis Buatan Yang Aman Dikonsumsi?
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia serta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia telah mengatur jenis pemanis non-alami yang diizinkan untuk digunakan dalam pangan serta berapa jumlah asupan harian yang dapat diterima tubuh (acceptable daily intake-ADI).
Jenis pemanis non-alami tersebu yaitu asesulfam-K (acesulfame potassium), aspartam (aspartame) yang tidak lebih dari 50 mg/kg berat badan, siklamat (cyclamates), sakarin (saccharins), sukralosa (sucralose atau trichlorogalactosucrose), dan neotam (neotame). Jadi, sebelum Anda mengonsumsi makanan atau minuman berpemanis buatan, sebaiknya cek terlebih dahulu jenis dan jumlah pemanis buatannya.
Tags: aspartam, bahaya pemanis buatan, batas aman aspartame, batas aman pemanis buatan, dan neotam, dulcin, neotame, pemanis buatan, penyebab kanker, sakarin, siklamat, sucralose, sukralosa, trichlorogalactosucrose