Anda tahu sejarah rokok? Bagaimana asal muasal benda kecil yang berisi daun tembakau beserta beberapa zat beracun bisa dicintai oleh banyak orang? Bagaimana masa depannya?
Dampak buruk rokok terhadap kesehatan tubuh, dapat diminimalkan dengan cara meningkatkan konsumsi buah dan sayuran segar, serta suplemen vitamin C. Kenapa? Karena buah dan sayuran segar, serta suplemen vitamin C mampu tingkatkan kadar antioksidan yang berkurang akibat merokok.
Sejarah Rokok: Siapa Penemunya
Tahukah Anda, tembakau awalnya tumbuh liar di benua Amerika selama 8000 tahun.ekitar 2000 tahun lalu, manusia mulai mengonsumsi daun tembakau dengan dikunyah dan dihisap asapnya untuk ritual adat atau agama.
Orang Eropa pertama yang menemukan rokok adalah Christopher Columbus Sang Penemu Benua Amerika. Pada tahun 1531, tanaman tembakau untuk pertama kalinya dibudidayakan di Eropa. Hal ini membuat penggunaan tembakau menyebar ke seluruh Eropa dan Inggris pada tahun 1600.
Awalnya mayoritas tembakau dikonsumsi dengan cara dihisap menggunakan pipa, dikunyah, dan dihirup. Di era 1700an budaya merokok sudah semakin menyebar dan industri rokok pun mulai berkembang. Baru pada tahun 1798 seorang dokter Amerika bernama Benjamin Rush melaporkan adanya ancaman kesehatan dari tembakau.
Rokok baru populer pada awal era 1800an, dan semakin berkembang dengan ditemukannya mesin pembuat rokok pada pertengahan era 1800an. Tapi masyarakat masih menganggap merokok tidak berpengaruh buruk terhadap kesehatan tubuh manusia. Bahkan dokter-dokter Eropa masih menganut kepercayaan Indian Amerika, bahwa tembakau adalah obat.
Sejarah Rokok: Perang Dunia Merokok
Meningkatnya kepopuleran rokok, membuat efek buruk merokok terhadap kesehatan juga semakin terlihat. Pada tahun 1930, peneliti Jerman menemukan hubungan statistik antara kanker dengan kebiasaan merokok. Delapan tahun setelahnya, Dr. Raymond Pearl dari Johns Hopkins University, menyatakan perokok punya usia lebih pendek daripada non-perokok.
Budaya merokok malah semakin meningkat ketika Perang Dunia 2 berlangsung. Hal ini disebabkan kebijakan untuk menyediakan rokok gratis bagi setiap prajurit sekutu. Tujuannya? Untuk ‘meningkatkan moral’ prajurit. Tapi tahun 1944, American Cancer Society mulai memperingatkan tentang risiko penyakit akibat kebiasaan merokok.
Pandangan masyarakat tentang rokok baru mulai berubah ketika majalah Reader’s Digest mempublikasikan artikel yang menjelaskan akan bahaya merokok secara detail pada tahun 1952. Popularitas merokok mulai menurun, dan pada tahun 1953 penjualan rokok menurun untuk pertama kali dalam dua dekade.
Meningkatnya pengetahuan masyarakat akan pengaruh kesehatan bagi perokok pasif atau pun aktif, juga membuat rokok semakin tidak populer di akhir abad 20.
Sejarah Rokok: Masa Depan Merokok
Akibat diperketatnya undang-undang rokok di kawasan Amerika Utara dan Eropa Barat, pada era sekarang para produsen rokok menggeser target promosi mereka ke kawasan Asia, Afrika, Timur Tengah, Amerika Latin, dan kawasan eks Uni Soviet. Padahal menurut WHO perokok aktif maupun pasif yang sudah menjadi korban rokok mencapai lebih dari 7 juta orang per tahun.
Jika pola penyebaran rokok terus berlanjut seperti saat ini, maka korban rokok diperkirakan mencapai 10 juta orang setiap tahun pada tahun 2020. Dari angka 10 juta orang yang menjadi korban rokok, 70 persennya diprediksi berasal dari negara-negara miskin dan berkembang. Cegah bertambahnya korban rokok dengan tidak merokok. Berhentilah merokok sekarang juga.
Tags: efek buruk rokok, pengaruh rokok, rokok, tembakau