Jenis kanker apa yang Anda ketahui? Jenis kanker itu biasanya memiliki statistik penderita yang tinggi, atau dengan kata lain paling banyak diderita orang. Namun siapa sangka, ada jenis kanker yang juga perlu Anda waspadai meskipun jenis ini jarang didengar. Kanker ini memiliki statistik penderita yang tidak kalah tinggi namun tidak banyak dikenal, namanya kanker nasofaring.
Kanker ini adalah salah satu jenis kanker yang terdapat pada bagian di antara kepala dan leher, tepatnya di atas tenggorokan, dan di belakang hidung. Daerah ini disebut nasofaring. Para ilmuwan belum mengetahui secara pasti apa penyebab kanker ini, namun kanker ini memiliki hubungan kuat dengan dengan virus Epstein-Barr (EBV). Kanker ini banyak menyerang laki-laki berusia muda antara 5 hingga 26 tahun, juga pada usia lanjut 65-79 tahun.
Meskipun terdengar langka, jenis kanker ini ternyata menempati posisi keempat kanker terbanyak di Indonesia dengan prevalensi 4-9 penderita per 100.000 orang. Lalu berdasarkan riset Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) 2012, Indonesia berada di posisi ketiga pada jumlah kasus kanker ini terbanyak. Setiap tahunnya diperkirakan ada sekitar 500 kasus baru kanker ini di beberapa rumah sakit besar di Indonesia.
Gejala atau ciri-ciri kanker ini sangat sulit dideteksi secara spesifik. Hampir semua gejalanya meliputi gangguan pada organ di bagian kepala atau leher. Berikut ini gejala kanker ini yang dikutip dari WebMD:
Melihat prevalensinya di Indonesia, jenis kanker ini nampaknya perlu ditangani lebih serius. Hingga saat ini beberapa pihak telah melakukan upaya untuk menghambat perkembangan kanker nasofaring, mulai dari penemuan alat deteksi dini, hingga pengembangan teknologi radioterapi.
Salah satu upayanya dilakukan oleh Dewi Kartika Paramita, M.Si., Ph.D., peneliti dari Universitas Gajah Mada, yang menciptakan sebuah alat pendeteksi kanker nasofaring bernama IgG-NPC Strip. Alat ini dapat mendeteksi kanker nasofaring stadium awal dengan biaya yang lebih murah, sehingga mendorong masyarakat mau melakukan deteksi dini kanker nasofaring. Hingga saat ini, alat itu masih dalam tahap pendaftaran oleh Kementerian Kesehatan.
Selain itu menurut dokter dari Rumah Sakit Kanker Dharmais, Cita Herawati, kini vaksin kanker nasofaring tengah dikembangkan. Vaksin ini akan melindungi tubuh dari serangan virus Epstein-Bar yang merupakan penyebab utama kanker nasofaring. Lalu dilansir dari Kompas Health, ada pula teknologi radioterapi tiga dimensi yang memusatkan radiasi di sel kanker sehingga tidak terkena sel sehat.
Hal mendasar untuk mencegah kanker jenis nasofaring, dan juga kanker pada umumnya, adalah deteksi dini. Sebab, gejala kanker ini sulit dideteksi secara spesifik. Beberapa gejalanya bahkan sama dengan penyakit lain seperti sinusitis atau darah tinggi. Jika tidak dideteksi dini, maka mungkin orang akan mengira gejala yang mereka alami adalah penyakit selain kanker.
Lakukan juga perubahan pola hidup seperti memperbanyak konsumsi buah dan sayur, menghindari ikan dan daging berpengawet garam, menghindari rokok, serta berhenti meminum minuman beralkohol.
Resiko kanker kandung kemih bukan hanya penting bagi orang tua. Orang yang berusia muda sebaiknya…
Sembuh dari kanker testis merupakan sebuah pencapaian yang luar biasa. Namun siapa sangka bahwa survivor…
Tahi lalat adalah ‘aksesoris’ alami penampilan seseorang. Namun kadang banyak orang kesulitan membedakan antara yang…
Ada serangkaian metode tes yang biasa dilakukan untuk melihat tingkat keparahan kanker prostat. Namun saat…
Sering di bawah terik matahari membuat pengendara motor dan pesepeda memiliki resiko lebih besar terkena…
Saat ini kosmetik sudah menjadi kebutuhan primer setiap wanita. Berbagai jenis dan merek kosmetika digunakan…