Ganja dikenal dengan beberapa nama seperti mariyuana atau Cannabis sativa. Ganja memiliki dampak atau efek negatif pada tubuh saat dikonsumsi. Namun muncul kontroversi penggunaan ganja, yang diklaim bisa untuk terapi kanker.

Padahal salah satu efek ganja yang paling membahayakan adalah efek halusinasi. Kandungan ganja dapat menyebabkan penggunanya untuk berhalusinasi, kemudian melakukan perilaku menyimpang dan tidak sesuai norma.

Efek Berbahaya Penggunaan Ganja

Di balik simpang siur atau kontroversi penggunaan ganja dalam terapi kanker, faktanya ganja memiliki efek yang sangat berbahaya bagi tubuh.

1. Meningkatkan Risiko Kanker

Mengonsumsi ganja dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko kanker. Diketahui kandungan dalam asap ganja 70 persen lebih banyak dari pada asap tembakau. Jenis penyakit kanker yang mengincar para pengonsumsi ganja adalah jenis penyakit kanker testis yang menyerang organ vital pria. Hal dibuktikan melalui penelitian yang terpublikasi pada jurnal kanker[1].

2. Memiliki Dampak yang Lebih Buruk dari Rokok

Ganja memiliki kandungan tar tiga kali lipat lebih tinggi daripada yang terkandung pada rokok. Menghirup tar akan memicu beberapa risiko komplikasi pada tubuh terutama pada bagian paru-paru. Fakta lainnya adalah menghirup asap ganja bisa menyebabkan sesak napas kronis walau orang tersebut tidak memiliki riwayat asma[1].

3. Berisiko Sebabkan Gangguan Otak dan Mental

Senyawa pada ganja memiliki kemampuan untuk merusak sel dan jaringan saraf pada otak. Dengan semakin banyaknya kerusakan tersebut maka semakin menurunlah fungsi dan kualitas otak yang akan berpengaruh pada penurunan kualitas kognitif, daya ingat, dan konsentrasi. Tidak hanya itu, efek negatif ganja juga mampu menyebabkan depresi, serangan kecemasan, dan rasa panik[1].

4. Mengganggu Sistem Reproduksi Pria dan Wanita

Berdasarkan penelitian diketahui bahwa mengonsumsi ganja dapat menurunkan tingkat kesuburan pria yakni dengan merusak kualitas dan kuantitas sperma. Tidak hanya pria, ganja juga sangat buruk bagi wanita karena bisa memperlambat tumbuh kembang janin dan meningkatkan risiko leukemia (kanker darah) pada janin[1].

5. Menggangu Sistem Imunitas Tubuh

Konsumsi ganja diketahui mampu menghambat aktivitas sel T dalam tubuh yang menyebabkan imunitas tubuh melemah. Lemahnya imunitas tubuh membuat tubuh lebih rentan terserang penyakit dan infeksi serta mengalami proses pemulihan yang lebih lama saat terserang penyakit[2].

Penggunaan Ganja Masih Terlarang

Melihat banyaknya dampak negatif yang disebabkan oleh ganja, membuat pengobatan kanker dengan menggunakan ganja sebagai alternatif pengobatan masih tidak boleh dilakukan, apalagi tanpa pengawasan dokter.

Menurut Pakar Farmakologi Universitas Sriwijaya, Prof.DR.Dr.H.MT. Kamaludin,M.Sc.,SpFK, salah satu alasan mengapa ganja belum diperbolehkan sebagai terapi kanker adalah karena penggunaan ganja sebagai pengobatan kanker ini masih dalam tahap pengujian dan penelitian saja.

Jadi sampai saat ini masih belum ada produk resmi ataupun pernyataan resmi, bahwa ganja sudah teruji mampu mengobati kanker, baik dari peneliti lokal ataupun internasional.

Note: Artikel ini dibuat dan disusun berdasarkan literatur dan karya-karya tulis lain dan hanya dimaksudkan sebagai informasi atau pengetahuan populer bukan sebagai rujukan penggunaan zat tertentu sebagai terapi.

Referensi:

(1) The Adverse Effects of Marijuana (for healthcare professionals). Retrieved August 8, 2017, from https://www.csam-asam.org/: http://www.csam-asam.org/adverse-effects-marijuana-healthcare-professionals

(2) Tashkin, D. P., G. C. Baldwin, et al. (2002). “Respiratory and Immunologic Consequences of Marijuana Smoking.”

Tags: artikel kanker, fakta kanker, ganja, ganja untuk obat, info kanker, kanker, Lawan Kanker, mengobati kanker dengan ganja