Imunoterapi dikenal sebagai terapi pemulihan kanker karena kurang reaktifnya kanker terhadap pengobatan kemoterapi.
Sulit dipulihkan dan berbahaya itulah kata yang paling identik dengan penyakit kanker. Berdasarkan dua kata ini pula lah, para praktisi kesehatan berlomba-lomba meneliti dan berinovasi untuk menemukan solusi pemulihan kanker.
Solusi pemulihan kanker yang utama dapat dilakukan dengan dua cara, operasi dan dilanjutkan dengan kemoterapi. Namun apakah dengan dua penanganan tersebut masalah kanker selesai?
Nyatanya tidak, karena kedua cara ini hanya bekerja lebih efektif pada kanker stadium awal saja. Itupun kanker masih dapat tumbuh dan berkembang (menyebar) apabila sang pasien tidak menjaga kualitas hidupnya dengan baik.
Hal ini sangat perlu untuk dilakukan, karena dengan menjaga pola dan kualitas hidup maka kunci perlawanan terhadap kanker akan diaktivasi yakni sistem imunitas tubuh.
Terobosan Terapi Pemulihan: Imunoterapi
Imunitas diketahui memegang peran yang sangat penting dalam kasus penyakit kanker, karena mayoritas praktisi kesehatan sudah mengakui bahwa imunitas adalah benteng dan perlawanan pertama dari penyakit kanker oleh tubuh. Didasari oleh fakta inilah para peneliti memulai sebuah terobosan terapi pemulihan kanker yang diberi nama imunoterapi.
Imunoterapi atau immune checkpoint inhibitors merupakan salah satu alternatif pengobatan dengan cara meningkatkan sistem imun tubuh. Pengobatan ini dibuat agar tidak terjadi interaksi antara sel T milik sistem imun dan tumor.
Melalui imunoterapi, interaksi tersebut dapat diblok (dihambat), sehingga sel T bisa mendeteksi sel-sel kanker dan membasminya.
Alasan mendasar lain mengapa imunoterapi dikembangkan adalah kurang efektifnya kemoterapi pada pasien kanker, terutama mereka yang sudah mencapai stadium lanjut. Perlu digarisbawahi bahwa peran imunoterapi tidak pernah menggantikan kemoterapi, karena keduanya memiliki efek yang saling melengkapi satu sama lain.
Kemoterapi merupakan sebuah obat yang digunakan untuk menghancurkan dan menghambat sel kanker untuk tumbuh dan berkembang. Dalam beberapa kasus kemoterapi dapat menyusutkan ukuran tumor.
Namun kemoterapi memiliki kekurangan, yakni ikut terserangnya sel yang sehat dalam tubuh. Sebab kemoterapi belum memiliki kemampuan untuk menyerang sel kanker secara selektif, sehingga timbullah efek samping yang tidak diinginkan.
Efek-efek samping tersebut antara lain, kerontokan rambut, mual, nyeri, muntah-muntah, semua makanan terasa pahit, dan lain sebagainya. Akibat dari kondisi ini adalah terjadinya degradasi kualitas hidup pasien sehingga imunitasnya berpotensi menurun.
Penurunan imunitas inilah yang coba ditutupi oleh metode pemulihan imunoterapi sekaligus membantu perlawanan kanker secara lebih natural.
Beberapa Metode Imunoterapi
Secara medis imunoterapi dapat dilakukan dengan menggunakan pengobatan dengan beberapa metode, antara lain:
1. Menggunakan Antibodi
Para ilmuwan telah mengembangkan antibodi yaitu protein yang dapat mengikat antigen, kemudian memicu sistem kekebalan tubuh untuk menghancurkan sel yang mempunyai antigen tersebut, seperti pada sel kanker. Salah satunya Herceptin yang merupakan antibodi monoklonal untuk mengikat antigen HER-2 (human epidermal growth factor receptor-2) yang ditemukan pada sel kanker payudara.
2. Menggunakan Virus
Beberapa virus dapat diubah di laboratorium sehingga dapat menginfeksi dan membunuh sel kanker, yang disebut oncolytic viruses. Virus dapat membunuh sel kanker secara langsung dan juga dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh untuk menyerang sel kanker.
Selain itu beberapa penelitian yang telah terpublikasi secara internasional turut menyatakan adanya beberapa herbal yang sudah teruji mampu meningkatkan imunitas tubuh. Herbal yang sering diuji potensinya untuk melawan kanker adalah jamur Maitake.
Terapi Pendamping Kanker dari Jamur Maitake
Jamur Maitake, merupakan jamur asal negeri Jepang. Di Jepang jamur ini diberikan beragam nama King of Mushroom (Raja Jamur), sebab ukuran jamur ini luar biasa besar dan harganya sangat mahal di masa shogunate Jepang.
Wajar saja, karena jamur ini umumnya hanya dimakan oleh para shogun jepang untuk menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh mereka.
Belajar dari masa lalu, para peneliti Jepang pun antusias untuk mengungkap kebenaran dan khasiat sesungguhnya yang terpendam dalam jamur Maitake.
Para peneliti pun menemukan bahwa ekstrak jamur maitake merupakan salah satu herbal yang dapat berperan aktif sebagai terapi pendamping pemulihan kanker.
Rekomendasi ini diberikan setelah adanya serangkaian pengujian terhadap ekstrak jamur maitake. Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa maitake memiliki senyawa aktif 1,6 Beta-Glucan dengan rantai cabang 1,3 Beta-Glucan. Senyawa aktif ini menunjukkan aktifitas antikanker yang kuat, dengan meningkatkan aktifitas sel kekebalan yang kompeten.
Senyawa aktif, yang ditemukan dalam kandungan D-Fraction jamur maitake ini, dipercaya oleh peneliti memiliki peran sebagai terapi pendamping pemulihan kanker dalam mengurangi efek samping kemoterapi.
Hal ini membuat kualitas hidup pasien kanker dapat lebih optimal. Peneliti juga menyimpulkan bahwa maitake mampu meredam agresivitas penyebaran sel kanker, dan mampu bekerja sama dengan kemoterapi untuk melawan sel kanker.
Hasil studi ini sudah sudah dipublikasi dan diakui secara internasional. Untuk melihat hasil uji silahkan kunjungi database jurnal kami pada link berikut: https://lawankanker.org/studi-klinis/
dr. Rony Wijaya
Medical Marketing – PT. Indocare Citrapasific
Tags: artikel kanker, fakta kanker, Imunoterapi, info kanker, kanker, kanker stadium lanjut, Kemoterapi, Lawan Kanker, solusi kanker, terapi pemulihan kanker