Ribuan wanita terselamatkan dari keganasan kanker serviks setiap tahunnya, karena pap smear. Namun ada banyak mitos pap smear yang tidak benar. Apa saja?
Sampai saat ini, tes pap smear adalah cara terbaik untuk mendeteksi dini kanker serviks. Ribuan wanita terselamatkan dari keganasan kanker serviks setiap tahunnya, karena pap smear. Namun bagi wanita yang belum pernah menjalaninya, ada beberapa mitos tidak benar tentang pap smear. Apa saja?
Mitos Pap Smear No.1: Pap smear selalu terasa menyakitkan
Ini merupakan mitos paling umum tentang pap smear. Kenyataannya, pap smear seringkali tidak seburuk apa yang diperkirakan banyak wanita. Kebanyakan wanita tidak merasa nyaman akan sensasi yang dirasakan ketika alat spekulum menahan lubang vagina tetap terbuka.
Memang pap smear dapat memicu perdarahan pada pasien, namun biasanya sangat sedikit. Jika Anda masih merasa khawatir, berkonsultasilah dengan dokter tentang prosedur pap smear.
Mitos Pap Smear No.2: Biaya pap smear tidak terjangkau
Mitos ini tidak sepenuhnya benar. Menurut situs berita lokal, biaya rata-rata untuk melakukan pap smear berbasis cairan di beberapa rumah sakit di Jabodetabek adalah sekitar 300 ribu hingga 800 ribu rupiah.
Mitos Pap Smear No.3: Tidak perlu pap smear jika sudah vaksinasi HPV
Vaksin HPV, memang melindungi tubuh dari infeksi beberapa jenis virus HPV, termasuk jenis virus HPV 16 dan HPV 18 yang muncul pada 70 persen kasus kanker serviks. Namun HPV hanyalah salah satu dari beberapa faktor pemicu kanker serviks.
Sehingga bagi yang sudah melakukan vaksinasi HPV, tetap perlu melakukan pap smear karena deteksi dini tetap merupakan cara terampuh untuk melawan kanker.
Mitos Pap Smear No.4: Jika hasilnya abnormal, pasti positif kanker
Hasil pap smear yang abnormal tidak otomatis berarti pasien mengidap kanker serviks atau berpotensi menderita kanker serviks di masa depan. Hasil pap smear yang abnormal berarti pasien memiliki ‘risiko relatif yang dapat menimbulkan’ kanker serviks sehingga dapat segera diambil tindakan yang dianggap perlu.
Mitos Pap Smear No.5: Pap smear juga merupakan tes penyakit menular seksual
Fokus utama dari tes pap smear adalah kanker serviks, sehingga dokter tidak secara otomatis mengetes sampel sel serviks untuk mengidentifikasi penyakit menular seksual. Jadi jika hasil pap smear ‘normal’, bukan berarti pasien tersebut otomatis terbebas dari penyakit menular seksual.
Tags: deteksi kanker serviks, diagnosis kanker serviks, Kanker serviks, mitos pap smear, pap test, pencegahan kanker serviks