Kanker sendiri sudah banyak mempengaruhi kondisi psikologis seseorang. Apalagi kanker pada organ kelamin wanita, maka dampak psikologisnya bisa jadi dua kali dari jenis kanker lainnya. Lalu apa saja efek psikologis histerektomi bagi pasien kanker serviks? Bagaimana mengatasi depresi setelah histerektomi (operasi pengangkatan kanker serviks)?
“Bagi wanita yang mengalami depresi akibat kanker serviks dan pengobatannya, sangat dianjurkan agar mereka berkonsultasi dengan dokter. Karena sebagian besar pasien kanker wanita tidak mau melakukan hal tersebut,” ujar Debbie Saslow, PhD, direktur kanker payudara dan ginekologi di American Cancer Society.
Depresi Setelah Histerektomi
Depresi pasca kanker serviks memang umum terjadi pada pasien. Setelah dokter menyatakan pasien sudah terbebas dari kanker, bukan berarti tekanan emosional tersebut menghilang.
Kanker serviks dan langkah pengobatannya dapat mempengaruhi kepercayaan diri dan citra diri wanita, karena pengobatannya dapat mengubah tubuh wanita. Apalagi jika pasien diharuskan menjalani prosedur histerektomi,yaitu prosedur operasi pengangkatan rahim.
Kecemasan sebelum menjalani prosedur histerektomi memang normal, namun pasien harus tetap berusaha tenang. Sebab stres hanya akan memperlambat sembuhnya luka pembedahan.
Pandangan pasien tentang histerektomi juga akan menentukan emosi apa yang dirasakan setelah histerektomi dijalani. “Wanita yang mengalami depresi sebelum melakukan histerektomi, cenderung akan tetap depresi setelah menjalani histerektomi,” jelas Kristen H. Kjerulff, MA, PhD, profesor, psikolog, dan peneliti dari Penn State University.
Beberapa emosi negatif yang bisa dirasakan pasien kanker serviks setelah menjalani histerektomi adalah:
- Depresi dan kehilangan: Histerektomi dapat menimbulkan perasaan sedih berkepanjangan yang dapat memicu depresi.
- Ketakutan lebih cepat menua: karena histerektomi dapat meningkatkan resiko menopause dini. Menopause sendiri dapat menimbulkan efek negatif seperti depresi, kelelahan, hot flashes, berkeringat di malam hari, vagina kering.
- Ketakutan akan terlihat kurang feminin. Pasien histerektomi total yang berusia muda kadang merasa cemas bahwa histerektomi dapat mengubah penampilan mereka. Bahkan mereka khawatir akan terlihat lebih maskulin.
Tips Atasi Depresi Setelah Histerektomi
Untuk mengatasi depresi sesudah melakukan histerektomi, pasien atau keluarga pasien dapat melakukan beberapa kiat dibawah ini:
1. Mengingatkan pasien tujuan melakukan histerektomi
Prosedur histerektomi dilakukan untuk menyelamatkan nyawa pasien, yang terancam akibat kanker. Atau meningkatkan kualitas hidup pasien, dengan mengangkat tumor yang menyakitkan, atau meredakan rasa nyeri dan perdarahan akibat endometriosis.
2. Mempelajari fakta-fakta seputar histerektomi
Untuk mengurangi rasa cemas dan stres, ada baiknya pasien dan keluarganya memahami prosedur histerektomi dan pengaruhnya ke tubuh pasien. Jika masih ada hal yang menimbulkan kecemasan, jangan ragu untuk langsung menanyakan pada dokter.
Semakin banyak fakta histerektomi yang dipahami, semakin tenang pasien menjalani histerektomi. Biasanya pasien yang menjalani histerektomi dengan emosi tenang, akan lebih mudah mengatasi depresi usai histerektomi.
3. Meminta dukungan orang-orang terdekat
Sebaiknya pasien mendiskusikan rasa cemasnya tidak hanya pada dokter, tapi pada orang-orang terdekatnya. Dukungan moral orang-orang terdekat, dapat membantu pasien untuk mengatasi emosi-emosi negatif usai histerektomi.
4. Pelajari teknik relaksasi
Mempraktekkan beberapa teknik relaksasi bisa mengurangi tekanan dan kecemasan secara signifikan. Pasien bisa mempelajari teknik meditasi, teknik relaksasi otot progresif, teknik pernafasan, atau terapi imagery.
5. Mengantisipasi gejala saat fase pemulihan
Lama proses pemulihan histerektomi berbeda-beda. Namun ada pasien yang memerlukan waktu hingga dua bulan untuk pulih total. Mengetahui apa yang bakal dialami saat masa pemulihan akan bantu menghindari rasa frustasi pasien.