Konsumsi daging merah dapat memicu beragam jenis kanker, sehingga berisiko membahayakan kualitas hidup bagi mereka yang sudah terkena kanker. Namun perubahan pola hidup sehat memang tidak mudah.
Dibutuhkan niat yang kuat dan mampu menahan segala godaan yang ada terutama bagi kita kaum urban yang terbiasa dengan hidup “seenaknya”.
Beberapa dari kita bahkan berani melahap, meminum bahkan menghirup apapun, demi mencapai rasa senang dan kesehatan menjadi poin nomor yang kesekian. Namun hal ini bukanlah hal yang baik untuk dilakukan, karena pola hidup yang tidak sehat tersebut membuat kita semakin akrab dengan zat karsinogenik yang dapat pemicu kanker.
Saat terdiagnosa kanker, “pembatasan” terhadap beragam aspek pola hidup sangat mungkin terjadi dan akan semakin kuat. Namun perubahan pola hidup ini dilakukan bukan sebagai bentuk kekangan, tetapi sebagai bentuk kepedulian dan kedisiplinan yang menjadi kunci bagi pasien kanker untuk dapat menjaga kualitas hidup yang lebih baik.
Terutama untuk mencegah kanker yang dideritanya menjalar lebih jauh ke daerah tubuh yang masih sehat.
Kenapa Konsumsi Daging Merah Harus Dibatasi?
Salah satu pola hidup yang diubah oleh pasien kanker adalah kebiasaan mengonsumsi daging merah. Bagi penderita kanker, terlepas dari jenis kanker yang diderita, sebaiknya membatasi konsumsi daging merah (daging sapi, domba, babi, daging sapi muda, daging rusa, kambing).
Ada beberapa kondisi yang harus diperhatikan sebelum mengonsumsinya:
1. Jauhi daging merah olahan
Penderita kanker sebaiknya sangat menjauhi produk daging merah dan olahannya, karena sudah termasuk makanan yang bersifat karsinogenik (pemicu kanker).
Jenis kanker yang dikaitkan dengan konsumsi daging merah adalah kanker usus besar, kanker payudara, kanker prostat, kanker pankreas, kanker paru-paru, kanker laring dan kandung kemih, kanker ginjal, dan tumor endometrium.
2. Jangan dibakar atau digoreng
Hindarilah mengonsumsi daging yang dibakar atau goreng, karena proses pemasakan ini menyebabkan daging bersifat karsinogenik sehingga berisiko menyebabkan kanker.
3. Potonglah tipis-tipis
Usahakan potong daging tipis-tipis dalam porsi kecil dan lebih jarang (maksimum 70 gram per hari), serta hindari mengonsumsi lemaknya.
Ditemukan bukti bahwa biomarker lemak (yaitu kadar HDL rendah dan trigliserida tinggi) memiliki hubungan dengan peningkatan risiko kanker pada wanita. Beberapa kanker wanita yang risikonya dapat meningkat adalah kanker payudara, kanker usus besar, dan kanker paru-paru.
Konsumsi daging merah memang tidak selalu menjadi hal negatif. Sebab daging merah mengandung zat-zat gizi yang diperlukan tubuh, selama dikonsumsi dalam batasan wajar serta diolah dengan cara aman.
Anda juga dapat coba mengganti daging ini dengan sumber protein lain, seperti daging unggas atau daging ikan. Contoh daging unggas adalah daging ayam, daging bebek, daging angsa, daging burung, daging kalkun.
Ditinjau oleh:
dr. Rony Wijaya
Medical Marketing
PT. Indocare Citrapasific
Tags: daging merah, daging merah berbahaya, Lawan Kanker, pasien kanker, risiko kanker