Tidak hanya bagi penderita kanker, kata kemoterapi sudah terkenal luas di masyarakat sebagai terapi yang identik dengan sebuah penyakit yang bernama kanker. Sudah menjadi rahasia umum pula bahwa kemoterapi dikenal sebagai salah satu pengobatan yang banyak menimbulkan efek samping bagi penggunanya.
Efek samping yang ditimbulkan kemoterapi tidak main-main, terkadang efeknya mampu menyebabkan gangguan mental, fisik, dan penampilan yang dapat menurunkan kualitas hidup pasiennya.
Padahal kualitas hidup pasien memiliki peran yang penting untuk menjaga ketahanan hidup pasien terhadap penyakit kanker yang diidapnya. Lalu apakah efek samping kemoterapi ini ada solusinya?
Bagaimana Menekan Efek Samping Kemoterapi?
Solusi untuk menekan efek samping yang ditimbulkannya adalah dengan memperkuat imunitas tubuh. Pada beberapa kasus, kemoterapi bisa melemahkan imunitas tubuh karena sel sehat di dalam tubuh ikut terpapar oleh zat toksik kemoterapi.
Namun hal ini tidak berlaku jika tubuh memiliki sistem imun yang tinggi, sistem imun yang tinggi diduga justru memiliki efek yang sinergis dengan kemoterapi.
Pada dasarnya, kemoterapi dan sistem imun memiliki tugas yang sama yakni menekan perkembangan sel kanker dalam tubuh. Kesamaan ini yang mampu mengurangi efek samping pada tubuh.
Bila sel kanker dalam tubuh hanya diserang dengan kemoterapi, maka kadar kemoterapi yang digunakan cukup tinggi. Tingginya kadar toksik dalam kemoterapi tersebut dapat meningkatkan dampak kerusakan pada sel yang sehat.
Namun bila perlawanan terhadap sel kanker juga dibarengi dengan terapi imun, maka kadar toksik dalam kemoterapi dapat juga dikurangi sehingga efek sampingnya pun dapat ditekan[1].
Solusi Meningkatkan Sistem Imun
Sistem imun manusia tidak serta merta bertahan dalam kondisi optimal selalu, terkadang imunitas dapat turun dan naik. Yang perlu kita lakukan adalah untuk menjaganya dalam kondisi terbaik. Berikut beberapa alternatif cara yang dapat dilakukan.
1. Tingkatkan Kualitas Tidur
Tidur merupakan aktivitas yang sangat penting untuk menunjang sistem imun, namun jangan salah, bukan berarti disini Anda diminta tidur dalam jangka waktu yang lama.
Masalah tidur bukan lamanya namun kualitasnya, yakni seberapa nyenyaknya, karena dalam beberapa kasus tidur dalam waktu lama justru menjadi penyebab sakit kepala.
2. Aktif Bergerak
Bergerak dan berkeringat adalah terapi yang baik untuk meningkatkan imunitas. Pada dasarnya aktivitas bergerak (minimal 30 menit sehari) yang menghasilkan keringat mampu membantu tubuh melakukan pengeluaran racun, dan membantu tubuh meningkatkan imunitas yang mampu melawan penyakit.
3. Perhatikan Asupan Makanan
Apa yang Anda makan akan mencerminkan dirimu, kalimat itu penting untuk diingat. Seseorang yang menginginkan imunitas tubuh yang baik sudah selayaknya menjaga makanannya.
Mulailah untuk mengonsumsi banyak buah dan sayur yang kaya akan Vitamin C, Vitamin E, beta-carotene, dan zinc. Sebab memiliki peran penting dalam meningkatkan imunitas dan berperan sebagai antioksidan.
4. Atasi Stres
Stres bisa dibilang menjadi sumber segala penyakit, hal ini disebabkan orang yang mengalami stres lebih berisiko melakukan hal-hal yang dapat berdampak negatif bagi kesehatan tubuhnya seperti merokok, mengonsumsi miras, makan tak terkontrol, dan lain sebagainya yang jelas-jelas dapat merusak sistem imun.
Cobalah untuk mengatasi stres dengan banyak berinteraksi dengan orang lain dan berbagi tawa. Sebab tertawa mampu meningkatkan produksi sel darah putih, yang baik untuk sistem imun.
5. Konsumsi Herbal Penunjang Imunitas
Penggunaan herbal memang marak di Indonesia, namun apakah herbal tersebut sudah teruji? Maitake telah diteliti dan mendapatkan pengakuan internasional sebagai herbal yang mampu meningkatkan imunitas tubuh.
Hal ini disebabkan oleh kandungan D-fraction yang ada di dalamnya. Kandungan D-fraction merupakan senyawa polisakarida aktif yang dikenal mampu meningkatkan imunitas tubuh.
Beberapa jurnal penelitian menemukan kandungan D-Fraction dalam Jamur Maitake (senyawa aktif 1,6 Beta-Glucan) juga mampu menekan efek samping kemoterapi seperti kerontokan rambut, rasa mual, pusing, atau nyeri. Dengan begitu kualitas hidup pasien kanker dapat terjaga dengan lebih baik.
Referensi Jurnal: Konno, S. (2009). Synergistic potentiation of D-fraction with vitamin C as possible alternativ approach for cancer therapy. International Journal of Medicine , 97.
dr. Rony Wijaya
Medical Marketing – PT. Indocare Citrapasific