Pada pertengahan tahun 1980 para ilmuwan Jepang meneliti jamur herbal lain, yang lebih potensial dibandingkan jenis jamur yang pernah dipelajari sebelumnya, bernama jamur maitake (Grifola frondosa).
Pada artikel ini Anda akan mendapatkan penjelasan mengenai seluk beluk jamur maitake, dan manfaatnya terhadap kesehatan, yang dipersembahkan oleh VitaCare Maitake Pro.
Konsumsilah suplemen Jamur Maitake, seperti VitaCare Maitake Pro, untuk mencegah berkembangnya sel-sel kanker. Sebab VitaCare Maitake Pro mengandung MD Fraction dan bubuk jamur maitake, yang membantu menurunkan resiko penyebaran sel-sel kanker.
Maitake sendiri merupakan jamur raksasa sebesar bola basket, yang juga dikenal sebagai “dancing mushroom” atau “jamur menari”. Konon orang yang beruntung menemukan jamur ini akan bergembira sampai menari-nari. Jamur ini memiliki rasa yang enak serta banyak manfaatnya, namun langka dan hanya bisa diperoleh di daerah pegunungan.
Mengapa maitake sulit ditemui di alam bebas? Sebab jamur maitake termasuk jenis jamur ‘manja’, yang tidak bisa hidup di sembarang kondisi. Bahkan habitat yang pernah ditumbuhi maitake hari ini, belum tentu bisa ditumbuhi lagi di tahun depan. Ini karena hidup jamur maitake sangat bergantung pada kadar oksigen, karbondioksida, kelembaban, suhu, dan cahaya.
Saat faktor-faktor tersebut mendukung, jamur maitake akan tumbuh besar membentuk bola di tanah, di dasar sisa pohon, atau tunggul (pangkal batang yang masing tersisa setelah ditebang). Media tanam ini sering ditemui di hutan terutama hutan lembab atau di dasar sungai di mana ada banyak pohon-pohon tua.
Selain di Jepang, Maitake juga dapat ditemukan di Amerika Serikat. Orang-orang Amerika menamainya “hens of the wood” (ayam betina yang berasal dari kayu), karena bentuknya seperti jengger ayam.
Ketika maitake mulai populer sebagai jamur pangan untuk kesehatan, banyak petani dan peneliti gagal saat coba membudidayakannya. Sehingga banyak orang yang menyebut jamur ini sebagai a mushroom in phantasm, atau jamur fantasi yang mustahil untuk dikembangbiakkan sendiri.
Akan tetapi, anggapan mengenai jamur fantasi itu dipatahkan oleh seorang petani Jepang bernama Yoshinobu Odaira. Dialah orang pertama yang berhasil membudidayakan maitake. Berkat usahanya bertahun-tahun dengan dana tidak sedikit, maitake berhasil dikembangbiakkan secara massal.
Yoshinobu Odaira membangun lahan pertanian biologis untuk membudidayakannya secara massal. Lahan pertanian yang menghabiskan 40 juta dollar itu dirancang khusus sedemikian rupa sehingga menyerupai ekosistem jamur maitake di tempat asalnya. Hingga saat ini ada sekitar 6000 ton jamur maitake yang dihasilkan dari lahan tersebut setiap tahunnya.
Jamur-jamur tersebut tumbuh secara alami tanpa tambahan pupuk kimia dan pestisida. Pembudidayaannya pun dikontrol melalui komputer yang menjaga agar kondisi lingkungan tetap stabil sehingga kualitas jamur maitake dapat tumbuh dengan alami.
Beberapa langkah budidaya Jamur Maitake yang dilakukan Yukiguni Maitake Co. Ltd. adalah sebagai berikut:
Membuat polybag untuk media tanam jamur dengan mesin otomatis. Bahan baku yang diperlukan untuk media tanam adalah serbuk gergaji kayu oak, campuran tepung, jagung, gandum coklat, serta mikronutrisi. Berat polybag diatur secara otomatis yaitu 2,9 kilogram.
Kemudian, media tanam dalam polybag harus melewati proses sterilisasi, dengan proses penguapan selama 1 jam dalam suhu 110 derajat Celcius. Usai melewati proses penguapan, polibag media tanam akan didiamkan selama 6 sampai 7 jam untuk didinginkan.
Setelah dingin, polibag akan diinokulasi bibit di ruangan yang steril. Inokulasi sendiri adalah aktivitas memindahkan mikroorganisme jamur dari sumber asalnya ke medium baru, yang dibuat dengan tingkat ketelitian dan kehati-hatian tinggi.
Baik buruknya hasil inokulasi ditentukan oleh tingkat sterilitas ruangan, alat, dan pekerjanya, serta teknik inokulasi yang dilakukan.
Setelah diinokulasi, polybag berisi bibit akan disimpan di ruangan khusus selama kurang lebih dua setengah bulan. Tujuannya agar miselium jamur tumbuh. Ruang penyimpanan memiliki kondisi kelembaban 60 persen dan suhu 25 derajat Celcius.
Setelah disimpan selama dua setengah bulan, polybag maitake akan dipindah ke ruang pembesaran. Ruang pembesaran memiliki kondisi kelembaban 90 persen dan suhu 20 derajat Celcius.
Setelah di dalam ruangan pembesaran selama kurang lebih satu minggu, Jamur Maitake siap untuk dipanen. Jamur yang sudah dipanen akan disimpan pada ruangan khusus pula, yang temperaturnya diatur 10 derajat Celcius.
Maitake memiliki kandungan senyawa aktif yang bernama D-fraction. Senyawa yang tergolong polisakarida ini memiliki efek fisiologis dalam membantu meningkatkan sistem imun dan melawan infeksi virus seperti hepatitis, HIV. Senyawa ini juga berperan dalam menghambat dan menerapi tumor serta kanker.
Jamur shiitake, karawatake, atau lingzhi juga mengandung komponen aktif D-fraction dengan rantai unit polisakarida beta (ß) 1,3 glukan. Sedangkan pada jamur maitake, kandungan komponen aktif D-fraction memiliki rantai unit polisakarida beta (ß) 1-6 glukan dengan percabangan beta (ß) 1-3 glukan. Apa bedanya?
Dalam struktur kimia, polisakarida yang memiliki cabang lebih banyak dinilai lebih ampuh dalam memberikan efek fisiologis daripada yang tidak bercabang. Artinya, jamur Maitake lebih unggul dalam membantu meningkatkan kondisi kesehatan tubuh dibandingkan ketiga jenis jamur populer tersebut.
Selain D-fraction, beberapa nutrisi yang dikandung oleh jamur maitake adalah:
Jamur maitake adalah salah satu dari sekian tanaman herbal yang terbukti secara klinis dapat menghambat sel kanker terutama kanker payudara. Penelitian dalam Journal of Cancer Research and Clinical Oncology tahun 2009 menyebutkan bahwa pada kandungan jamur ini terdapat molekul bernama D-Fraction.
Senyawa bioaktif D-Fraction memiliki aktivitas anti kanker kuat dan dapat memberi efek positif terhadap aktivitas sel kekebalan tubuh. Maitake juga mampu tingkatkan kemampuan sel imunokompeten.
Menurut penelitian Profesor Hiroaki Nanba, ahli jamur asal Jepang, terjadi perbaikan signifikan pada penderita kanker liver, kanker payudara, dan kanker paru yang diberikan Jamur Maitake. Perbaikan yang terjadi adalah penurunan stadium kanker dan keluhan subjektif.
Penelitian lain oleh Memorial Sloan–Kettering Cancer Center, mengklaim bahwa terapi Maitake dapat merangsang sel-sel sistem kekebalan tubuh dan memiliki kemampuan menghambat penyebaran kanker.
Untuk pasien yang menjalani terapi standar kanker, jamur ini dapat dikonsumsi sebagai komplemen. Selain itu, konsumsi maitake juga mengurangi efek samping akibat kemoterapi. Sebab jamur ini mampu tingkatkan sistem imunitas untuk bunuh sel kanker dan mengurangi efek samping kemoterapi dan radiasi.
Maitake adalah jamur yang punya kemampuan adaptogen, yaitu konsep dimana sebuah zat membawa efek memicu keseimbangan tubuh. Adaptogen juga mampu meningkatkan daya tahan sel tubuh dan menormalkan fungsi fisiologisnya.
Maitake juga dapat menurunkan kadar beberapa jenis kolesterol jahat. Jika jumlah kolesterol tersebut melebihi kebutuhannya, maka akan mengendap pada dinding-dinding arteri dan menyebabkan penyakit.
Penelitian beberapa ilmuwan Jepang dari Fukushima menghasilkan temuan tentang hal ini. Mereka membuktikan bahwa ternyata serat maitake akan bekerja membuang beberapa jenis kolesterol jahat seperti VLDL (Very Low Density Lipoprotein), IDL (Intermediate Density Lipoprotein), dan LDL (Low Density Lipoprotein) melalui kotoran.
Untuk menghambat pertumbuhan virus Hepatitis B, tubuh memproduksi protein interferon alfa (IFN-α). Hasil penelitian tiga orang ilmuwan asal China dalam jurnal Antiviral Research menyimpulkan, kandungan D-fraction pada jamur maitake dapat meningkatkan aktivitas antivirus interferon alfa (IFN-α) sembilan kali lipat. Artinya, perkembangbiakan virus hepatitis B akan lebih ‘terkekang’ hingga 9 kali lipat oleh interferon alfa jika dibantu oleh suplementasi jamur ini.
Manfaat lainnya adalah memperlancar peredaran darah sehingga membantu menurunkan tekanan darah tinggi. Jamur ini bertindak sebagai penghambat kerja ACE (Angiotensin-converting enzyme). ACE adalah enzim yang berperan dalam proses pelebaran atau penyempitan pembuluh darah.
Lalu apa lagi manfaat lain yang bisa kita dapat dari Jamur Maitake? Menurut beberapa sumber, jamur ini dapat membantu tubuh mengatasi beberapa gangguan kesehatan lain seperti:
Resiko kanker kandung kemih bukan hanya penting bagi orang tua. Orang yang berusia muda sebaiknya…
Sembuh dari kanker testis merupakan sebuah pencapaian yang luar biasa. Namun siapa sangka bahwa survivor…
Tahi lalat adalah ‘aksesoris’ alami penampilan seseorang. Namun kadang banyak orang kesulitan membedakan antara yang…
Ada serangkaian metode tes yang biasa dilakukan untuk melihat tingkat keparahan kanker prostat. Namun saat…
Sering di bawah terik matahari membuat pengendara motor dan pesepeda memiliki resiko lebih besar terkena…
Saat ini kosmetik sudah menjadi kebutuhan primer setiap wanita. Berbagai jenis dan merek kosmetika digunakan…