Orang produktif berusia 20 hingga 30 tahun, beresiko terkena kanker usus besar. Apa penyebab usia rawan kanker usus besar semakin muda? Bagaimana cara menghindarinya?
Statistik yang didapat dari American Cancer Society menunjukkan bahwa tingkat resiko kanker usus besar untuk orang dewasa berusia dibawah 55 tahun meningkat 2 persen setiap tahun sejak pertengahan 1990-an.
Bisa disimpulkan bahwa resiko menderita kanker usus besar pada orang yang lahir di tahun 1990an dua kali lipat, dan resiko terkena kanker dubur empat kali lebih besar daripada orang-orang yang lahir sekitar tahun 1950.
Kondisi ini membuat American Cancer Society pada tahun 2018 menurunkan rekomendasi usia awal seseorang untuk rutin skrining kanker usus besar menjadi 45 tahun. Sebelumnya usia awal seseorang agar direkomendasikan untuk rutin skrining kanker usus besar adalah 50 tahun.
Makin Mudanya Usia Rawan Kanker Usus Besar
Namun menurut Thomas Weber, seorang dokter ahli bedah di New York, masalah resiko kanker ini justru semakin memburuk. Kenapa? Karena semakin banyak orang berusia lebih muda yang terdiagnosis kanker usus besar.
“Kita harus menyingkirkan konsep lama yang menganggap orang berusia muda tidak rawan kanker usus besar. Mulai saat ini kita harus yakin dan mengerti kalau kanker dapat menyerang di usia muda,” ujar dokter Felice H. Schnoll-Sussman, dari New York-Presbyterian Hospital.
Menurut situs WebMD, pada tahun 2030 diprediksikan bahwa tingkat kejadian kanker usus besar pada pasien berusia 20 hingga 34 tahun akan meningkat 90 persen. Sedangkan pada pasien berusia 35 sampai 49 tahun, tingkat kejadian kanker usus besar juga meningkat 28 persen.
Kenapa Usia Rawan Kanker Usus Besar Semakin Muda?
Sejak tahun 1980, jumlah kasus obesitas naik dua kali lipat di lebih dari 70 negara. Penelitian yang dilakukan oleh JAMA pada 85 ribu wanita menemukan hubungan antara resiko kanker usus besar dengan naiknya berat badan.
Obesitas juga menjadi alasan utama kenapa kanker usus besar bisa berpotensi muncul di usia lebih dini. Sebab obesitas berhubungan dengan terjadinya peradangan dalam tubuh. Seseorang yang punya gaya hidup tidak aktif, menderita obesitas, menjalani pola makan tidak sehat akan memiliki kadar CRP (C-reactive protein) tinggi pada sistem tubuhnya.
Tingginya kadar CRP berhubungan dengan beberapa penyakit kronis, termasuk kanker, artritis, penyakit kardiovaskuler, dan diabetes. Selain obesitas, beberapa faktor yang meningkatkan resiko kanker usus besar pada usia berapapun adalah kurang berolahraga, merokok, dan konsumsi minuman beralkohol.
Biasakan Mengkonsumsi Makanan Antikanker
Oleh karena semakin meningkatnya resiko untuk terkena kanker , baiklah sedini mungkin kita selalu mengusahakan pola hidup sehat. Hal yang dapat kita lakukan antara lain dengan memasukkan jenis makanan anti-kanker ke dalam menu makanan sehari-hari seperti
- Brokoli.
- Wortel.
- Pepaya.
- Teh hijau.
- Salmon.
Makanan antikanker lain yang dapat Anda selipkan dalam menu makanan sehari-hari adalah
Jamur Maitake. Jamur jenis ini terbukti secara klinis dapat menghambat sel kanker berkat kandungan molekul bernama D-Fraction. Molekul ini mampu merangsang sistem kekebalan tubuh dan mengaktifkan sel-sel tertentu yang menyerang kanker, seperti makrofag, sel-T, dan sel-sel pembunuh alami lainnya.
Tags: makanan anti kanker, Obesitas