Pengobatan kanker seperti kemoterapi akan mengakibatkan efek samping yang menurunkan kualitas hidup. Karenanya, pasien butuh terapi komplementer. Apa itu?
Kanker sendiri adalah salah satu penyakit ganas yang paling ditakuti banyak orang. Tak hanya penyakitnya, proses pengobatannya pun kerap menjadi momok menakutkan bagi pasien. Hal ini dikarenakan mayoritas pengobatan kanker memang berisiko menurunkan kualitas hidup.
Sebut saja kemoterapi dan radioterapi yang efek sampingnya menyebabkan kerontokan pada rambut, mual berkepanjangan, nyeri, hingga menurunkan mental pasien. Namun untuk menguranginya, pasien biasanya disarankan untuk melakukan terapi jenis komplementer pengobatan kanker. Apa itu terapi komplementer pengobatan kanker?
Jika kemoterapi atau radioterapi termasuk pengobatan pendamping (adjuvant) dari pengobatan primer (operasi atau bedah), maka terapi jenis komplementer yang dimaksud ini berada satu level di bawahnya. Ya, terapi komplementer pengobatan kanker termasuk salah satu upaya untuk tingkatkan kualitas fisik dan mental yang turun akibat efek samping pengobatan kemoterapi, radioterapi, atau pengobatan lainnya.
Tak hanya itu, beberapa jenis terapi komplementer juga diandalkan untuk membantu melawan penyakit kanker di samping pengobatan yang dilakukan, contohnya terapi herbal dengan jamur maitake.
Sebuah publikasi berjudul “The Prevalence of Complementary/Alternative Medicine in Cancer” mengemukakan bahwa terapi jenis komplementer secara umum telah dilakukan oleh 25 hingga 50 persen populasi di negara-negara industri dengan tujuan yang berbeda. Artinya, terapi jenis komplementer kanker bukanlah sesuatu yang baru. Dalam publikasi ini juga ditemukan beberapa jenis pengobatan komplementer yang telah diteliti, yaitu:
Dari jenis-jenis pengobatan komplementer yang ada, herbal dan diet termasuk terapi komplementer yang paling banyak dilakukan di samping pengobatan primer dan sekunder pasien. Namun publikasi ini tidak menjelaskan semua pengaruhnya. Hanya beberapa jenis pengobatan komplementer yang dirasakan bermanfaat oleh pasien.
Bagi Anda yang sedang menjalani pengobatan kanker (terutama kemoterapi dan radioterapi), terapi komplementer bisa jadi pendukung untuk meningkatkan kualitas hidup yang menurun akibat efek samping pengobatan, atau bahkan membantu pengobatan itu sendiri. Sebaiknya pilih terapi pendamping yang efektivitasnya teruji klinis, serta banyak memiliki riwayat testimoni yang baik.
Resiko kanker kandung kemih bukan hanya penting bagi orang tua. Orang yang berusia muda sebaiknya…
Sembuh dari kanker testis merupakan sebuah pencapaian yang luar biasa. Namun siapa sangka bahwa survivor…
Tahi lalat adalah ‘aksesoris’ alami penampilan seseorang. Namun kadang banyak orang kesulitan membedakan antara yang…
Ada serangkaian metode tes yang biasa dilakukan untuk melihat tingkat keparahan kanker prostat. Namun saat…
Sering di bawah terik matahari membuat pengendara motor dan pesepeda memiliki resiko lebih besar terkena…
Saat ini kosmetik sudah menjadi kebutuhan primer setiap wanita. Berbagai jenis dan merek kosmetika digunakan…