Kemoterapi adalah salah satu jenis pengobatan kanker yang efek sampingnya cukup serius untuk ditangani. Efek samping kemoterapi dapat diatasi dengan melakukan tips mengatasi efek samping, yang dikenal dengan terapi komplementer atau pelengkap.
Efek samping kemoterapi sendiri muncul karena obat-obatan kemoterapi bekerja membunuh sel yang bisa membelah diri dengan cepat, tanpa mengenali mana sel kanker dan mana sel sehat. Akibatnya, sel sehat pasien ikut terbunuh hingga berdampak pada penurunan kualitas hidup pasien, seperti mengalami mual berkepanjangan, kerontokan rambut, nyeri, hingga berdampak ke penurunan kekebalan tubuh (baca: efek samping kemoterapi).
Mengatasi Efek Samping Dengan Terapi Komplementer
Untuk mengatasi efek samping kemoterapi, ada beberapa cara tertentu yang bisa dilakukan pasien kanker. Cara ini dikenal dengan terapi komplementer pengobatan kanker. Beda efek samping, beda pula cara mengatasinya. Berikut ini beberapa efek samping kemoterapi beserta tips mengatasinya yang dikutip dari berbagai sumber.
1. Rambut Rontok
- Jaga rambut dan kulit kepala agar tetap bersih.
- Gunakan sampo yang lembut, misalnya sampo bayi. Jika ingin menggunakan lotion kepala, gunakan sorbolene.
- Batasi penggunaan hair dryer, roll rambut, dan produk yang bersifat keras.
- Jika alis Anda ikut rontok, gunakan kacamata hitam untuk melindungi mata Anda dari debu dan sinar matahari saat di luar ruangan.
- Gunakan wig, topi, hijab, atau turban. Ciptakan kenyamanan Anda lewat penampilan.
2. Merasa lelah dan kurang energi
- Jangan terlalu membuang-buang energi.
- Lakukan latihan ringan seperti berjalan, senam, atau sekadar melakukan pemanasan ringan.
- Terapkan diet seimbang dengan buah-buahan dan sayuran.
- Hindari makanan berlemak.
3. Nyeri atau Sakit pada Bagian Tertentu
- Lakukan terapi komplementer lewat meditasi, akupunktur, atau pijat.
- Obat anti inflamasi dapat menjadi pilihan selama kemoterapi serta setelah menjalani prosedur pembedahan. Konsultasikan ke dokter sebelum mengonsumsinya.
4. Luka pada Mulut dan Tenggorokan
- Gunakan sikat gigi yang halus dua kali sehari.
- Konsumsi yogurt tawar untuk meringankan luka di mulut dan gusi.
- Jaga mulut agar tetap bersih.
- Hindari penggunaan obat kumur yang mengandung alkohol karena dapat membuat mulut iritasi.
- Disarankan mengonsumsi makanan yang lembut dengan cara perlahan-lahan.
- Pada pengobatan kemoterapi yang menyebabkan sariawan, pasien disarankan menghisap es batu untuk mengurangi efek samping tersebut.
5. Mual dan Muntah
- Hindari minum terlalu banyak satu jam sebelum dan sesudah makan.
- Jaga keseimbangan cairan tubuh, hindari dehidrasi.
- Makanlah cemilan ringan sebelum Anda melakukan pengobatan (misal biskuit asin, kue, permen, dll).
- Jika sulit meminum air putih, coba tambahkan dengan irisan lemon.
- Makanlah dalam porsi kecil, namun sering.
- Konsumsi vitamin B6 sebanyak 50 mg dapat meminimalkan mual.
- Gunakan sendok atau garpu dari plastik untuk menghindari rasa logam yang dapat memicu mual.
- Hindari makanan yang berbau, berminyak, berlemak, berbumbu, pedas, terlalu manis, atau panas.
6. Perubahan Kulit dan Kuku
- Gunakan sabun pelembap saat mandi, juga bantu dengan krim sorbolene setelahnya.
- Setelah mandi, jangan mengeringkan badan dengan menggesek-gesekkan handuk ke kulit. Keringkan dengan menepuk-nepuknya saja.
- Cuci baju Anda dengan deterjen lembut bagi Anda yang memiliki kulit sensitif.
- Jangan mencukur rambut tubuh sebelum gangguan kulit benar-benar teratasi.
- Lindungi kulit Anda (terutama pukul 10:00-15:00) dengan krim sunblock SPF 50+.
- Hindari kolam renang yang mengandung klorin (kaporit).
Tags: cara mengobati kanker, Cara menyembuhkan Kanker, dampak kemoterapi, efek samping kemoterapi, lelah, luka, menangkal gejala kemoterapi, Mengatasi kemoterapi, mengatasi rambut rontok, mengurangi efek kemoterapi, mual, nyeri, terapi kemoterapi, terapi pengobatan kanker