Pap smear atau tes pap, sudah bertahun-tahun menjadi pemeriksaan ‘wajib’ untuk mencegah dan mengontrol munculnya kanker serviks. Tapi saat ini ada pemeriksaan khusus untuk mendiagnosis HPV sebagai faktor terbesar kanker serviks, yaitu tes HPV. Apa sih tes HPV? Apa bedanya dengan pap smear?
Mengenal Tes HPV
Tes HPV sendiri adalah tes untuk mendeteksi adanya virus HPV, yang menjadi faktor risiko terbesar kanker serviks. Biasanya dokter akan merekomendasikan tes ini jika:
- Hasil pap smear abnormal.
- Pasien berusia 30 tahun atau lebih tua.
Proses tes ini hampir sama seperti pap smear, dokter akan menggunakan spekulum untuk menahan vagina pasien tetap terbuka. Kemudian dokter akan mengambil sampel sel-sel serviks menggunakan sikat halus dan spatula.
Namun menurut perkembangan terakhir, pengambilan sampel sel-sel serviks dapat dengan mudah dilakukan sendiri oleh pasien tanpa perlu spekulum. Pasien hanya perlu mengusap vagina untuk mendapatkan sampel sel-sel serviks.
Tes ini dapat mengidentifikasi HPV jenis berbahaya yang sering ditemukan pada kanker serviks, yaitu HPV 16 dan HPV 18. Tes ini paling cepat dapat dilakukan ketika berusia 30 tahun. “Jika tes ini dilakukan di usia sebelum 30 tahun, dapat memunculkan hasil yang tidak akurat,” ujar Dr. George Sawaya, professor of obstetrics and gynecology di University of California, Amerika Serikat.
Apa Bedanya Tes HPV dengan Pap Smear?
Baik pap smear dan tes HPV sama-sama meneliti lebih sel-sel serviks pasien di laboratorium. Tapi ada beberapa perbedaan antara keduanya yaitu:
- Pap smear dilakukan setiap 3 tahun sekali, sedangkan tes ini dilakukan setiap 5 tahun sekali.
- Pasien dapat melakukan pap smear saat berusia 21 tahun jika memang telah aktif secara seksual, sedangkan tes ini baru bisa dilakukan mulai usia 30 tahun.
- Pap smear bertujuan untuk mengidentifikasi adanya sel-sel abnormal berbahaya yang berpotensi kanker. Sedangkan tes HPV bertujuan untuk mengidentifikasi adanya HPV 16 atau 18 yang menyebabkan kanker serviks.
Mitos Seputar Tes HPV dan Pap Smear
Ada dua pandangan salah tentang tes ini. Seperti apa sih fakta yang benar dari dua mitos tentang tes ini?
# Mitos 1: Tes HPV tidak bisa mendiagnosis kanker serviks yang tidak disebabkan HPV.
15 persen kasus kanker serviks bermula di sel-sel glandular. Kanker serviks jenis ini seringkali tidak terdeteksi oleh tes pap smear. Kabar baiknya adalah, tes ini dapat mendeteksi kanker serviks jenis ini lebih awal dan lebih baik dari pap smear.
85 persen kanker serviks, termasuk kanker kulit, dipicu oleh HPV. Kanker serviks jenis ini biasanya perlu 15 hingga 20 tahun untuk berkembang. Jadi tes ini memberi pasien kesempatan untuk mendeteksi potensi kanker, jauh sebelum sel-sel prakanker tersebut terdeteksi oleh pap smear.
# Mitos 2: Pengambilan sampel tes tidak menggunakan spekulum seperti pap smear.
Ternyata tidak. Meskipun ada opsi untuk pengambilan sampel sel serviks dengan mengusap vagina, namun umumnya cara pengambilan sampel tes ini hampir sama seperti pap smear. Dua sikat kecil akan digunakan dokter untuk mengambil sampel sel dari bagian luar serviks dan dari bukaan yang mengarah ke uterus.
Tags: diagnosis kanker, HPV, Kanker serviks, pap smear, tes HPV